Selasa, 27 Maret 2018

HADIR LALU MENETAP

Sang angin saling berpacu
Memburu sosok mata sehitam jelaga yang berdiri kaku
Bayangan itu terpancar abu-abu
Menggelitik hati terasa pilu
Lancang diri memandangi
Tersenyum getir seperti memegang duri
Aku masih disini..
Di tempat ini Ketika logika menuntut untuk pergi
Hati tetap mendominasi
Meyakini perputaran waktu
Ia, akan berbaik hati
Melangkah kemari
Menggenggam jemari
Lantas berjanji
Bahwa aku tak akan lagi sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kita adalah dua karsa yang bahkan tak berhak untuk sekadar melontarkan kalimat rindu, karena yang kita butuhkan lebih dulu adalah sebuah te...