Sabtu, 12 Mei 2018

Bukan aku, tapi dia!

Dibawah rintik hujan, logika tetap berkelana kepada seseorang yang terus berputar dikepala. Kilasan memori seakan kembali menyapa, tentang kita yang tak lagi ada. 
Aku yang terluka, masih keras kepala bahwa kamu bukanlah penyebabnya. 
Entah, untuk yang keberapa kalinya meyakinkan bahwa semua bukanlah sekedar jeda.
Aku adalah wanita yang tau diri dan itu selalu aku katakan pada siapapun yang aku sayangi. Aku tak pernah membuatmu terbebani karena aku mencoba mengerti, bahwa aku tidak harus menjadi opsi pertama yang harus kamu dahului.  Hingga sampai di satu titik sadar dimana ini adalah aku yang tak mengerti atau kamu yang pandai membodohi?

Meredam isak, menahan gemetar dan tersenyum getir. Ketika matamu melihatku, pada kenyataannya hati dan bibirmu mendoakan dia 







Kita adalah dua karsa yang bahkan tak berhak untuk sekadar melontarkan kalimat rindu, karena yang kita butuhkan lebih dulu adalah sebuah te...