Aku yang terluka, masih keras kepala bahwa kamu bukanlah penyebabnya.
Entah, untuk yang keberapa kalinya meyakinkan bahwa semua bukanlah sekedar jeda.
Aku adalah wanita yang tau diri dan itu selalu aku katakan pada siapapun yang aku sayangi. Aku tak pernah membuatmu terbebani karena aku mencoba mengerti, bahwa aku tidak harus menjadi opsi pertama yang harus kamu dahului. Hingga sampai di satu titik sadar dimana ini adalah aku yang tak mengerti atau kamu yang pandai membodohi?
Meredam isak, menahan gemetar dan tersenyum getir. Ketika matamu melihatku, pada kenyataannya hati dan bibirmu mendoakan dia